Uranium ditemukan pada tahun 1789 oleh Martin Klaproth, seorang ilmuwan Jerman. Nama Uranium diambil dari nama planet Uranus yang ditemukan 8 tahun sebelumnya. Uranium terbentuk bersamaan dengan terjadinya bumi. Karena itu uranium dapat diketemukan di setiap batuan dan juga di air laut. Batuan yang mengandung uranium kadar tinggi disebut batuan uranium atau ”uranium ore” atau ”pitch-blende”.
Peristiwa-peristiwa alam dan proses geologi telah membentuk uranium sebagai mineral. Karena mineral tersebut bersifat radioaktif dan untuk mendapatkannya harus melalui proses penggalian dalam tambang, maka uranium seringkali dikenal juga sebagai bahan galian nuklir. Mineral uranium terdapat dalam kerak bumi pada hampir semua jenis batuan, terutama batuan asam seperti granit, dengan kadar 3-4 gram dalam satu ton batuan. Di alam dapat ditemukan lebih dari 100 jenis mineral uranium, antara lain yang terkenal adalah uraninite, pitchblende, coffinite, brannerite, carnatite dan tyuyamunite.
Kandungan uranium dalam mineral, besarnya cadangan dan sifat cadangan sangat menentukan nilai ekonomi mineral tersebut. Untuk selanjutnya perlu dibedakan antara mineral dan bijih. Mineral adalah senyawa alamiah dalam kerak bumi, sedang bijih merupakan mineral yang memberi nilai ekonomi apabila dieksploitasikan. Dahulu hanya bijih dengan kadar di atas 0,1 persen yang menarik perhatian. Namun karena permintaan uranium yang terus menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu, maka saat ini orang mengambil bijih dengan kadar uranium kurang lebih 0,03 persen.
Kadar uranium dalam batuan granit relatif paling tinggi bila dibandingkan dengan kadarnya di dalam batuan beku lainnya. Oleh sebab itu, batuan tersebut dapat dikatakan sebagai pembawa uranium. Batuan granit dengan volume 1 km3 dapat membentuk cebakan uranium sebanyak 2.500 ton. Pada umumnya uranium dalam batuan ini terdistribusi secara merata dan dapat dijumpai dalam bentuk mineral uranit maupun oksida komplek euksinit betafit. Uranit merupakan bahan di mana komponen utamanya dengan prosentase lebih dari 80 % berupa uranium, sedang euksinit betafit merupakan bahan dengan kandungan uraniumnya cukup besar (lebih dari 20 %) tetapi uranium tersebut bukan merupakan komponen utamanya.
Mineral uranium yang terdapat dalam batuan mudah dikenali karena sifat-sifat fisiknya yang khas, antara lain :
Uranium beserta anak luruhnya bersifat radioaktif sehingga mampu memancarkan radiasi pengion berupa sinar alpha, betha dan gamma . Oleh sebab itu keberadaannya dapat dipantau dengan alat ukur radiasi. Sifat ini dapat membedakan uranium dari batuan lainnya. Karena batuan lain tidak memancarkan radiasi, maka batuan tersebut tidak dapat diidentifikasi dengan alat ukur radiasi.
Oksida alam dari uranium mempunyai warna hijau kekuning-kuningan dan coklat tua yang mencolok sehingga mudah dikenali.Apabila disinari dengan cahaya ultra ungu, uranium akan mengeluarkan cahaya fluoresensi yang sangat indah dan mudah dikenali
Ada tiga jenis isotop uranium alam yang diperoleh dari hasil penambangan, yaitu 235U dengan kadar 0,715 %, 238U dengan kadar 99,825 % dan 234U dengan kadar yang sangat kecil. Dari ketiga isotop uranium tersebut, hanya 235U yang dapat digunakan sebagai bahan bakar fisi.
Eksplorasi bahan galian nuklir merupakan bagian awal dari daur bahan bakar yang sekaligus dapat digunakan untuk menginventarisasi sumber daya bahan galian nuklir. Kegiatan eksplorasi uranium pada umumnya dimulai dari penentuan suatu lokasi dimana pada lokasi tersebut diharapkan dapat ditemukan bahan galian nuklir. Metode eksplorasi yang dianut sampai sekarang adalah melalui penelitian konvensional, penelitian geologi, pengukuran tingkat radiasi dan geokimia. Metode tersebut digunakan karena cukup murah dengan hasil yang cukup bagus.
Cara penambangan uranium sangat mirip dengan cara penambangan bijih-bijih tambang lainnya, yaitu melalui penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah. Dari kegiatan penambangan ini diperoleh bongkahan-bongkahan berupa batuan yang di dalamnya terdapat mineral-mineral uranium. Batuan tersebut selanjutnya dikirim ke unit pengolahan untuk menjalani proses lebih lanjut.
Secara alamiah bijih uranium mengadung anak luruh yang radioaktiv, sehingga sinar radiasi dapat membantu pelaksanaan survai dan deteksi adanya uranium.
Eksplorasi Deposit Uranium
Secara garis besar, kegiatan eksplorasi ditahapkan sebagai berikut:
a) Pemetaan geologis
Pemetaan geologis tidak dimaksudkan untuk menemukan deposit, tapi menentukan metode apa untuk eksplorasi nanti. Pemetaan dibuat untuk memberikan informasi tentang sejarah geologis pembentukan lapisan batuan,struktur geologi dan juga dapat mengilhami penemuan ditempat lain, karena faktor kemiripan data.
Kelemahan peta geologis :
1. Ongkos pembuatannya mahal, bila terpencil dan waktu lama
2. Tidak mampu memberikan praduga adanya deposit, lebih-lebih jauh dalam tanah. Perkembangan teknologi pemetaan dengan bantuan foto udara dan foto satelit
b)Survey berdasarkan pada laju cacah total
Survay cacah total jalan kaki ,membawa survaimeter untuk cacah total di area yang dikehendaki ( GM atau sintilator)
Kelemahan survey berdasarkan pada laju cacah total :
- Hasil pengamatan cach total tidak bisa menentukan macam isotop; pencacahan tidak bisa mencapai sumber tertutup tanah lebih besar dari 20 Cm;Areal luas perlu waktu lama
- Survai cacah total dengan mobil : Hampir sama dengan jalann kaki, bedanya lebih cepat dan alat permanen dipasang dimobil
- Survai cacah total dengan pesawat udara : dipakai ditektor gamma 9sintilator) lebih sensitif, tapi terbang terbatas tingginya, pendugaan lebih tepat,harganya mahal,perawatan sulit,perlu kalibrasi, waktu lama
Alat ini banyak dipakai, dilengkapi dengan MCA baik kualitatif dan kuantitatif. Kelemahan non konvensional : Harga mahal, perawatan sulit, perlu kalibrasi.
Penambangan Uranium
a) Cara penambangan U hampir tidak berbeda dengan cara yang lazim untuk deposit lain, perbedaan hanyalah pada sifat radioaktifitas.
b) Cara penambangan ada 2 :
1) Penambangan terbuka (open pit mining )
Lapisan tanah yang menutup dibuka, kemudian deposit yang terkelupas ditambang
2) Penambangan dalam tanah (underground mining)
Adalah penambangan dibawah tanah dilakukan dengan membuat terowongan untuk mencapai deposit. Untuk itu bergantung situasi medan. Terowongan dibuat 3 posisi berbeda :
a) Terowongan dibuat horizontal
b) Terowongan dibuat vertikal
c) Terowongan dibuat menyudut
Gambar 1. Posisi Terowongan untuk mendapat Deposit
Dalam proses penambangan uranium ada beberapa teknik yang bisa
dilakukan untuk membuat terowongan penambangan uranium, yaitu dengan
penyangga gua tambang disangga pilar, dibuat lori-lori, memakai pompa
untuk mengambil air rembesan, dibuat sistem ventilasi udara segar,
menggunakan perlengkapan keselamatan pekerja seperti poket dosimeter;
masker, alat pemadam kebakaran.Proses Pengolahan Uranium
Kadar uranium dalam bijih umumnya sangat rendah, yaitu berkisar antara 0,1 – 0,3 % atau 1-3 kg uranium tiap ton bijih. Untuk mempermudah dan menekan biaya transportasi, maka uranium dalam bijih ini perlu diolah terlebih dahulu. Tujuan utama dari pengolahan adalah untuk pemekatan dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bahan lain yang ada dalam bijih sehingga dapat menyederhanakan proses transportasi ke tempat pemrosesan berikutnya. Pengolahan bijih uranium dapat dilakukan dengan cara penggerusan, pelindihan maupun ekstraksi kimia dan pengendapan. Hasil akhir dari proses pengolahan uranium ini adalah diperolehnya endapan kering berwarna kuning yang disebut pekatan (konsentrat) yang berkadar uranium sekitar 70 %. Karena berwarna kuning maka endapan ini disebut juga yellowcake. Dari 1000 ton bijih rata-rata dapat dihasilkan 1,5 ton yellowcake.
Pengolahan uranium terdiri dari : pemanggangan, penghancuran, pemekatan fisis, pelindian asam/basa, dekantasi, pertukaran ion, presipitasi, filtrasi.
Pemanggangan
Proses pemanggangan bertujuan untuk membuat senyawa Uranium dan Vanadium lebih mudah dilindi, sehinnga Vanadium dapat diam bi l sebagai hasil samping, karena proses pemanggangan ada pengaruh terhadap pemungutan Uranium dan Vanadium.Pada suhu 350oC U terambil dulu, tapi diatas 350 -500 oC % U terambil turun, diatas 500oC – 800oC dengan NaCl V mulai banyak terambil. Selain itu pemanggangan dapat merusak ikatan organik, sehingga memudahkan pelindian dan memudahkan pengenapan/dekantasi.
Penghancuran
Proses ini bertujuan untuk mereduksi ukuran bijih agar lebih mudah terlindi (+10 Mesh )
Pemekatan fisis
Bertujuan : untuk mengurangi bahan pelindi, mengurangi bahan-bahan yang tidak membawa U tinggi.
Pemekatan fisis bergantung pada tipe bijih,sehingga dapat dilakukan dengan cara yaitu :
a) Flotasi buih
b) Pengenapan grafitasi
c) Pemilahan dengan meja-alur-getar
d) Pemilahan radioaktif
e) Pemungutan bahan bijih lain yang bernilai ekonomis
Bijih yang telah melalui pemekatan fisis, sudah memiliki grade rata-rata lebih tinggi.
Pelindian
Pelindian yang dikenakan dapat berupa :
- Pelindian basa / alkali, dengan Na2CO3
- Pelindian asam, umumnya dengan H2SO4 encer
Cara pertukaran ion ternyata sangat layak. Cara ini bekerja atas dasar kemampuan resin-penukar anion dalam menyerap anion U secara selektif dari lautan asam / basa. Setelah U terserap cukup banyak, maka dilakukan pengusiran U dari resin menggunakan garam tetentu, supaya bisa dihasilkan U lebih pekat dan relatif lebih murni. Kemudian hasil pemekatan ini bisa diendapkan dengan alkali menghasilkan Yellow Cake dengan kadar U yang cukup tinggi.
Selain dengan cara pertukaran ion, pemurnian juga dapat dilakukan dengan proses ekstraksi pelarut. Cara ini berdasar pada sifat pelarut organik tertentu yang tidak bercampur dengan air ( eter; ester, amina dll)yang mencapai kesetimbangan dan punya kemampuan membentuk komplek dengan garam U Kemudian kedua fase dibiarkan memisah, maka senyawa logam akan terdistribusi dalam fase-fase tersebut
Cara ekstraksi memberikan keuntungan : karena dapat isolasi U / pemekatan U dan penghilangan kontaminan atau impuritas. Dalam proses ekstraksi larutan mengandung U dan pengotor, akan diekstraksi dengan menggunakan alat MIXER SETTLER. Alat untuk ekstraksi(ekstraktor).
Gambar 2. Mixer Settler (Pesawat Pengaduk Pengenap) 1 Stage
Langkah terakhir adalah proses pengendapan, filtrasi dan pengeringan
untuk memperoleh U-Konsentrat, karena umumnya hasil ekstraksi maupun
penukar ion berupa larutan encer.Biasanya U mengendap bersama-sama bersama-sama dengan impuritas atau pengotor, tanpa dimurnikan lagi.Tapi sering juga dilakukan pengendapan selektif dengan cara pengaturan pH. Jadi tujuan utama proses pengendapan adalah untuk menghasilkan konsentrat padat dari uranium dan terkenal dengan sebutan YELLOW CAKE.
Pemurnian Uranium
Proses pemurnian bertujuan untuk merubah yellowcake menjadi bahan dengan tingkat kemurnian yang tinggi sehingga berderajad nuklir dan bebas dari unsur-unsur pengotor lainnya. Senyawa kimia bahan bakar berderajad nuklir yang dihasilkan dapat berbeda bergantung proses pemurnian yang digunakan. Dari proses pemurnian akan diperoleh produk akhir berupa UO2, U3O8 atau U-logam yang siap untuk proses selanjutnya. Ketiga macam produk akhir proses pemurnian itu disesuaikan dengan kebutuhan calon pemakai bahan bakar nuklir.
Gambar 3. Lokasi Reaktor Nuklir
- Konsentrat uranium Yellow Cake(YC) sebagai umpan pelarutan mengandung uranium cukup tinggi(50-90 %) U3O8
- Pengotor dalam konsentrat masih cukup banyak
- Pengotor yang paling banyak justru dari bahan yang digunakan dalam pengendapan ( contoh penggunakan NaOH dalam lar.carbonat) dan ion SO-4 terdapat dalam konsentrat yang dihasilkan dari”Ion Exchange”
- Selain itu terdapat Pengotor lainnya yang keberadaannya tidak diizinkan dalam jumlah besar, seperti cadmium, boron, dan logam tanah jarang yang mampu menyerap neutron sehingga mengganggu ekonomi neutron dalam reaktor.
Dalam proses ekstraksi pelarut yang banyak digunakan : Pelarut TBP dengan pengencer Kerosen.
Beberapa sifat TBP :
- Sifat TBP pada suhu kamar berupa cairan tak berbau dan tak berwarna, berwarna kuning kecoklatan.
- Densitas ( g/ml) 0,973
- Viskositas (millipoise) 33,2
- Kelarutan dalam air(g/l) 0,39
- Kelarutan air dalam TBP(g/l 64
Pemurnian UO2
- Proses ekstraksi dalam pemurnian uranium memegang peranan penting, sebab dengan cara ekstraksi ini uranium dapat dipisahkan dari pengotor, shg didapatkan UO2 murni nuklir dan pengotor dalam skala ppm
- Larutan U murni nuklir hasil proses ekstraksi pelarut perlu dilakukan proses lebih lanjut yaitu tahap pengendapan.
- Pengendapan dengan amonia ( NH4OH ) memberi hasil berupa Ammonium diuranate (ADU)= (NH4)2U2O7
- Reaksi :
- 2UO2(NO3)2 + 6NH4OH (NH4)2U2O7+ 4NH4NO3 + 3 H2O
- UO2(NO3)2 + 3NH4(CO3) (NH4)4UO2(CO3)+ 2NH3
- Faktor Yang berpengaruh : pH, suhu, konsentrasi U, amonia, carbonat
- Hasil AUC lebih menguntungkan dari ADU
- Endapan tidak bersifat koloidal,sehingga mudah disaring
- Filtrat lebih sedikit,sehingga efisiensi lebih besar
- Ukuran partikel lebih homogen bulat(ADU runcing)
- Free flowing lebih baik
Seperti halnya densitas, porositas merupakan salah satu karakteristik fisis yang diperlukan terutama untuk mengkarakterisasi bahan padatan hasil proses maupun yang akan diproses kembali. Sifat porositas bahan saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh besaran fisis yang lain maupun sifat thermalnya, misalnya bahan yang porous akan mempunyai nilai kerapatan yang rendah, luas permukaan yang lebih besar, konduktivitas panas yang rendah, dan sebagainya.
- ADU : (NH4)2U2O7 2UO3 + 10H2O + O2 (500oC)
- AUC : (NH4)4UO2(CO3) UO3 +2H2O+4NH3+3CO2 (400oC)
U3O8 (s) + 2H2(g) à 3UO2(s) + 2H2O(g)
Reduksi terhadap l U3O8 dapat dilakukan dengan gas H2 dalam medium gas N2. Reduksi berlangsung pada kondisi atmosfer, hal ini karena dengan kadar H2 yang kecil dapat menghindari bahaya kebakaran bila terjadi kebocoran pada tungku reduksi. Suhu yang terlampau tinggi memungkinkan terjadinya pelelehan sehingga dapat menutup pori-pori . Prosesnya reduksi sangat dipengaruhi oleh suhu dan waktu reduksi, Suhu reduksi merupakan faktor yang berpengaruh pada proses reduksi dan biasanya berkaitan dengan waktu yang digunakan, semakin tinggi suhu reduksi semakin singkat waktu yang digunakan. Suhu reduksi juga bergantung dari kereaktifan bahan yang hendak direduksi dan sifat UO2 yang dihasilkan. Perubahan fase selama proses reduksi U3O8 menjadi UO2 terjadi dalam dua tahapan, yaitu:
U3O8 à U4O9 à UO2
Pada konversi U3O8 menjadi U4O9 terjadi reaksi pada permukaan antara hidrogen dengan oksigen, laju reaksi proses ini sebanding dengan konsentrasi hidrogen dan oksigen pada permukaan oksida. Selama proses reduksi ukuran partikel butir kernel UO2 mengalami penyusutan.
Mekanisme reaksi yang terjadi pada proses reduksi yaitu mula-mula terjadi difusi gas hidrogen melalui film gas ke permukaan, kemudian gas hidrogen masuk ke dalam butiran dan terjadi reaksi difusi, karena oksigen yang berada dibutiran U3O8 sangat reaktif, maka hal ini merupakan suatu sebab terjadinya difusi dari permukaan butiran ke dalam butiran. Suhu dan waktu dalam proses reduksi U3O8 akan memberikan pengaruh pada kualitas UO2 yang dihasilkan, diantaranya terhadap densitas, rasio O/U dan luas muka spesifik, volume pori total, rerata jari-jari pori. Kenaikan suhu reduksi akan menaikkan kualitas kernel UO2 yang dihasilkan. Waktu reduksi yang lebih lama akan menghasilkan kernel UO2 yang lebih baik, karena semakin sempurnanya reaksi yang terjadi.
Reduksi : UO3 dan U3O8 jadi UO2
- UO3(p) + H2(g) UO2(p)+H2O
- U3O8(p) +2 H2(g) 3 UO2(p)+2H2O
Bahan bakar reaktor nuklir yang menggunakan keramik uranium diantaranya UO2, Struktur kristal UO2 adalah face centered cubic tipe CaF2 dan memiliki densitas teoritis 10,96 gr/cm3.Keramik uranium sebagai bahan bakar memiliki beberapa keuntungan yaitu tahan terhadap temperatur operasi reaktor yang tinggi dikarenakan memiliki titik leleh yang tinggi, titik leleh dari UO2 yaitu sekitar 2760o C ). Selain memiliki titik leleh yang tinggi, keramik uranium juga memiliki kestabilan terhadap irradiasi yang baik (dimensi, struktur, volume) karena tidak adanya transformasi fase pada suhu rendah, dan ketahanan korosi yang baik.
Persyaratan Bahan Bakar UO2
- Densitasnya harus tinggi mendekati densitas teoritis UO2 (10,96 gr/cm3), pada kondisi ini UO2 memiliki konduktivitas panas, elastisitas dan perlakuan dimensional (dimensional behavior) yang paling baik.
- Permukaan bahan bakar haruslah halus dan tidak ada retakan atau serpihan.(Bahan Bakar kernel untuk Reaktor Suhu Tinggi)
- Bahan yang dipergunakan harus memiliki kemurnian yang tinggi.
- Perbandingan stokiometris O/U harus sama atau mendekati 2,00 karena pada kondisi UO2 memiliki konduktivitas panas yang paling tinggi.
- Porositas butir bahan bakar harus merata dan berukuran antara 1-10 μm, karena porositas berkaitan erat dengan densitas UO2 dan perilaku dimensional bahan bakar reaktor.
Pengayaan dimaksudkan untuk meningkatkan kadar 235U dalam bahan bakar nuklir hasil proses pemurnian. Perlu diketahui bahwa dalam uranium alam hasil penambangan terdapat tiga jenis isotop uranium, yaitu 238U dengan kadar 99,285 %, 235U dengan kadar 0,715 % dan 234U dengan kadar yang sangat kecil. Dalam reaktor nuklir yang dapat berperan sebagai bahan bakar hanyalah 235U, sedang 238U dan 234U tidak dapat dijadikan bahan bakar karena tidak dapat melakukan reaksi fisi. Dengan proses pengayaan maka kadar 235U menjadi tinggi sehingga bahan bakar dapat dipakai dalam waktu lama. Proses pengayaan ini akan meningkatkan kadar 235U dalam bahan bakar menjadi 3-5 % seperti lazimnya dibutuhkan oleh suatu reaktor nuklir. Proses pengayaan tidak selalu dilewati oleh bahan bakar, karena ada jenis reaktor nuklir yang dapat memanfaatkan uranium alam.
Untuk memperkaya uranium terdapat beberapa proses pemisahan yang telah dikembangkan dan terpakai dalam skala industri. Semua cara berprinsip pada pemisahan fase gas (UF6).
Proses pengkayaan dilakukan dengan cara :
1. Proses difusi gas
Prinsip proses difusi gas adalah gas UF6 dialirkan dari ruang tekanan tinggi ke ruang tekanan ruang lebih rendah melalui sekat berpori. Pada kenyataannya bahwa UF 6 (U-235) memiliki kecepatan difusi lebih besar dari pada UF6(U-238), sehingga diperoleh pengayaan U-235 pada ruangan tekanan rendah. Untuk UF6, fraksi disisi tekanan rendah memiliki kekayaan 1.0043 lipat lebih tinggi dari fraksi pada ruangan tekanan tinggi.
Pada difusi gas efek pisah tiap tingkat begitu kecil, sehingga untuk memperoleh pengkayaan untuk bahan bakar LWR diperlukan ribuan tingkat dalam suatu kaskade . Untuk pengaliran gas memerlukan kompresi untuk menembus barier difusi, maka proses ini memerlukan energi sangat tinggi
2. Proses sentrifugasi gas
Prinsip pemisahan pada dasarnya adalah apabila pesawat sentrifus diputar dengan kecepatan rotasi amat tinggi, maka akan tercipta suatu medan gaya berat buatan yang dapat dimanfaatkan untuk memisahkan isotop. Jadi apabila UF6 dalam wadah sentrifuse diputar dengan kecepatan amat tinggi, maka isotop lebih berat cenderung bergerak mendekati mantel sentrifus, sedangkan isotop yang lebih ringan cenderung bergerak mendekati rotor pesawat. Cara sentrifugasi mempunyai efek pisah jauh lebih tinggi dari pada pemisahan difusi gas, dari segi konsumsi energi untuk menjalankan operasi pemisahan dengan sentrifugasi membutuhkan jauh lebi kecil , kira- kira 0,1 lipat dari kebutuhan untuk proses difusi gas untuk tugas yang sama.
Proses gas sentrifuse merupakan proses yang menggunakan silinder berputar dan tersusun seara paralel. Rotasi pada silinder menciptakan gaya sentrifuse yang kuat yang menyebabkan molekul gas yang lebih berat (U-238) bergerak keluar dari silinder. Sedangkan molekul gas yang lebih ringan (U-235) akan berada didekat pusat silinder.
Setelah pengayaan, gas UF6 diperkaya diubah menjadi serbuk uranium dioksida (UO2) yang kemudian difabrikasi menjadi pelet bahan bakar. Pelet-pelet selanjutnya diletakkan dalam kelongsong logam dan dirakit menjadi perangkat bakar nuklir yang siap digunakan di dalam teras reaktor.
Pabrikasi
Proses pabrikasi bertujuan untuk menyiapkan bahan bakar nuklir dalam bentuk fisik yang sesuai dengan jenis yang dibutuhkan oleh reaktor nuklir calon pemakai bahan bakar tersebut. Ada bermacam-macam bentuk bahan bakar bergantung pada jenis rancang bangun reaktor. Perbedaan tersebut umumnya terletak pada bentuk dan ukuran bahan bakar yang digunakannya. Dalam proses pabrikasi, sebagian besarnya merupakan proses fisis mekanis ditambah sedikit proses kimia. Ada berbagai macam bentuk elemen bakar bergantung pada rancang bangun yang dikaitkan dengan kinerja reaktor pemakainya. Misal ada jenis reaktor yang memakai bahan bakar diperkaya dengan pengayaan 2-3 % berbentuk UO2 yang diproses menjadi pelet dengan diameter ± 10 mm. Pelet kemudian dimasukkan ke dalam tabung kelongsong paduan zirkonium dengan panjang 4-5 m. Pellet UO2 dapat difabrikasi dengan mudah dengan cara “pressing dan Sintering”
Serbuk UO2 yang sudah berderajad keramik dilakukan pressing dengan langkah :
Serbuk UO2 dicampur dengan polyetilene glykol dan polyvynil alkohol (PVA), kemudian ditambah air dan pelumas hingga seperti lumpur. Pengeringan pertama 70oC, campuran diayak. Serbuk tergranulasi tersebut, kemudian dikompakkan dan diperoleh pellet hijau. Selanjutnya sebagai(pengikat dan pelumas/zeng stearat/ asam stearat) pada pellet hijau tersebut dihilangkan pada suhu dibawah suhu sintering,
Proses sintering adalah proses perlakuan panas pada suhu tinggi mendekati 0,5 – 0,7 titik lelehnya.Proses sintering harus bebas O2 supaya tidak terjadi oksidasi dan dilakukan dalam lingkungan gas inert yaitu Ar atau H2 . Tujuan sintering untuk menaikkan densitas mendekati 95% densitas teoritis, mengatur mikro struktur, porositas. Diharapkan densitas butir yang dihasilkan mendekati teoritis yaitu 10,5 – 10,96 g/ml
Tahapan proses sinter :
1. Ikatan mula antar partikel serbuk
Proses pengikatan diri meliputi difusi atom-atom. Ikatan ini terjadi pada kontak fisik antar partikel yang berdekatan. Ikatan ini tidak menyebabkan perubahan demensi pada pellet.Semakin besar bidang kontak permukaan pellet, maka semakin besar juga proses pengikatan dalam proses sinter.
2. Pertumbuhan leher
Pertumbuhan leher terjadi setelah pengikatan mula antar partikel dan terjadi karena adanya perpindahan massa pada proses sinter.Pertumbuhan ini tidak mempengaruhi jumlah porositas dan tidak menyebabkan penyusutan pada pellet.
3. Pertumbuhan leher
Karena adanya pertumbuhan butir, maka menyebabkan terjadinya proses penutupan saluran pori. Dapat juga disebabkan oleh penyusutan pori.
4. Penutupan saluran pori
Karena adanya pertumbuhan butir, maka menyebabkan terjadinya proses penutupan saluran pori. Dapat juga disebabkan oleh penyusutan pori.
5. Pembulatan pori
Bila massa diangkut kedaerah leher dari permukaan pori, maka pori tersebut akan menuju proses pembulatan pori.Proses ini berjalan sempurna, bila waktu dan suhu sinter cukup.
6. Penyusutan pori
Karena gas-gas yang terdapat dalam pori-pori keluar ke permukaan, maka terjadi penurunan volume pellet, shg juga terjadi penurunan luas muka. Dengan kata lain dapat dikatakan proses pemadatan, shg terjadi peningkatan berat jenis dan peningkatan kekuatan
7. Pengkasaran pori
Proses ini terjadi setelah kelima proses tersebut terjadi dan berjalan sempurna. Pengkasaran terjadi karena adanya bersatunya lubang-lubang kecil dari pori sisa dan menjadi besar dan kasar. Jumlah total pori tetap, tetapi luas permukaan pori bertambah besar
Pelet tersinter masuk kelongsong, dan kedua ujung kelongsong ditutup dan dilas, yang membentuk batang bahan bakar, kmd dirakit menjadi bundel batang sebagai elemen bahan bakar.
Proses Pembakaran Uranium dalam Reaktor
Inti atom dari U-235 terdiri dari 92 proton dan 143 neutron (92+143=235). Saat sebuah inti atom U-235 menangkap neutron, ia akan membelah menjadi dua inti atom baru dan melepaskan sejumlah energi dalam bentuk panas, disertai pelepasan 2 atau 3 neutron baru.
Jika neutron yang dilepaskan tersebut dapat memicu reaksi yang sama pada atom U-235 lainnya, dan melepaskan neutron baru lain, reaksi fisi berantai dapat terjadi. Reaksi ini dapat terjadi dan terjadi lagi, hingga berjuta-juta kali, maka energi panas dalam jumlah sangat besar dapat dihasilkan dari sedikit Uranium. Secara kasar energi panas dari reaksi inti 1 gram U-235 adalah sama dengan energi panas dari pembakaran 1 ton batubara.
Reaksi fisi uranium yang berlangsung di dalam reaktor nuklir
Proses membelah atau “membakar” uranium secara berantai dan terkendali adalah sebagaimana yang terjadi di dalam reaktor nuklir. Panas yang dihasilkan digunakan untuk membangkitkan uap air, dan selanjutnya uap air digunakan untuk memutar turbin dan akhirnya menghasilkanlistrik.
Tabel berikut memberikan gambaran tentang bertapa besarnya kandungan energi dalam bahan bakar uranium dibandingkan sumber energi lainnya.
Kandungan Energi dalam 1 ton berat (GJ)
Kayu 14
Batubara 29
Minyak 42
Gas alam (cair) 46
Uranium (bahan bakar PLTN – PWR) 630.000
Seperti unsur lainnya, uranium memiliki beberapa isotop. Uranium alami sebagaimana yang terdapat dalam lapisan kerak bumi utamanya tersusun atascampuran isotop U-238 (99.3%) dan U-235 (0.7%). Isotop adalah elemen atau unsur yang memiliki nomor atom yang sama tetapi jumlah neutron atau berat atom-nya berbeda.
U-235 merupakan isotop uranium yang penting, sebab dalam kondisi tertentu inti ini dapat dibelah yang diikuti dengan pelepasan energi dalam jumlah besar (sekitar 200 MeV per-pembelahan). Reaksi pembelahan inti atom dikenal dengan ”fisi nuklir”, dan isotop U-235 disebut sebagai ”bahan fisil”.
Seperti isotop radioaktif lainnya, uranium juga mengalami peluruhan. U-238 meluruh dalam jangka waktu yang panjang dengan waktu paro yang sama dengan umur bumi (4500 juta tahun). Ini dapat diartikan U-238 hampir tidak radioaktif jika dibandingkan dengan isotop lain di lapisan batuan dan tanah. Namun demikian peluruhan U-238 menghasilkan energi 0,1 watt/ton dalam bentuk panas. Energi peluruhan ini cukup untuk menghangatkan inti bumi. Adapun U-235 meluruh dalam jangka waktu sedikit lebih cepat dibanding U-238 (sekitar 700 juta tahun).
Isotop uranium U-238 dan U-235 adalah pemancar radiasi alpha dengan energi cukup rendah dan dapat ditahan oleh selembar kertas. Bahaya radiasi akan muncul apabila isotop uranium masuk ke dalam tubuh karena akan merusak jaringan dan dapat menimbulkan penyakit kanker.
Di dalam sebuah reaktor nuklir, bahan bakar uranium dirakit dalam bentuk tertentu sedemikian hingga reaksi fisi berantai yang terkendali dapat dicapai. Panas yang dihasilkan dari pembelahan U-235 kemudian digunakan untuk membangkitkan uap yang akan memutar turbin dan menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik.
Pada dasarnya PLTN dan PLT Fosil, dengan kapasitas yang sama, memiliki banyak kemiripan. Keduanya sama-sama membutuhkan panas untuk menghasilkan uap guna memutar turbin dan generator. Namun perbedaan pokok yang perlu digarisbawahi disini bahwa PLTN memanfaatkan fisi atom uranium yang dapat menggantikan pembakaran batubara atau gas.
Reaksi fisi berantai yang berlangsung di dalam teras reaktor nuklir dikendalikan oleh batang kendali yang mempunyai sifat menyerap neutron dan dapat ditarik/didorong untuk mengatur reaktor pada tingkat daya yang dibutuhkan.
Di dalam teras reaktor yang menerapkan konsep fisi thermal sebagaimana reaktor PLTN komersial saat ini, bahan bakar uranium dikelilingi oleh materi yang disebut moderator. Bahan ini berfungsi untuk memperlambat kecepatan neutron yang dihasilkan dari reaksi reaksi fisi sehingga memungkinkan terjadinya reaksi berantai. Air, grafit dan air berat biasa digunakan sebagai moderator dalam berbagai jenis reaktor.
Karena jenis bahan bakar yang digunakan (konsentrasi U-235 dalam bahan bakar uranium hanya 3 – 5%), maka apabila terjadi malfungsi yang fatal dalam reaktor, bahan bakar dapat saja menjadi terlalu panas dan meleleh, akan tetapi tidak dapat meledak seperti bom nuklir.
Ada banyak jenis reaktor nuklir yang digunakan dalam PLTN komersial saat ini, dan yang masuk 3 besar dari 440 PLTN adalah PWR – Pressurized Water Reactor (48%), BWR – Boilling Water Reactor (20,8%), dan PHWR – Pressurized Heavy Water Reactor (7,7%) .
Karena di dalam reaktor nuklir PLTN terdapat U-238 dalam jumlah besar (bahan bakar reaktor PLTN hanya mengandung 3 – 5% U-235, dan sisanya adalah U-238), reaksi U-238 dengan neutron akan sangat sering terjadi. Faktanya sekitar 1/3 energi yang dihasilkan bahan bakar dalam reaktor berasal dari pembelahan Pu-239.
Tapi terkadang Pu-239 dapat menangkap neutron tanpa membelah dan berubah menjadi Pu-240. Karena Pu-239 secara progresif terbakar/membelah atau berubah menjadi Pu-240, maka semakin lama bahan bakar berada di dalam reaktor akan semakin banyak Pu-240 di dalamnya.
terimakasih, bacaan yang cukup membantu..
BalasHapusPak Ramdan, boleh tanya2..ada WA.
BalasHapusHub. WA. 081326158684
boleh minta sumbernya?
BalasHapusSy kribo.boleh sy menanyakan sesuatu.
BalasHapusDan menanyakan sesuatu tentang uranium. Sy memiliki bahan uranium di aceh
BalasHapusSy jg memiliki uranium tpi TDK tau cara mengolahnya, palu Sulteng
BalasHapusAustralia memiliki 31% dari cadangan bijih uranium dunia dan uranium terbesar dunia simpanan tunggal yang terletak di Olympic Dam Tambang di Australia Selatan. Kazakhstan terus meningkatkan produksi dan mungkin telah menjadi produsen terbesar di dunia uranium pada tahun 2009 dengan produksi yang diharapkan dari 12.826 ton, dibandingkan ke Kanada dengan 11.100 ton dan Australia dengan 9.430 ton. Para uranium yang tersedia utamanya adalah diyakini cukup untuk setidaknya berikutnya 85 tahun meskipun beberapa studi menunjukkan kurangnya investasi dalam akhir abad kedua puluh dapat menghasilkan masalah pasokan di abad ke-21. Ada peningkatan 300 kali lipat dalam jumlah uranium dipulihkan untuk setiap sepuluh kali lipat penurunan di kelas bijih. Dengan kata lain, ada sedikit bijih kelas tin Jasa Penulis Artikel jual kardus bekas
BalasHapus